SISTEM
INFORMASI MANUFAKTUR DAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
KELOMPOK
5
2KA22
Ahmad
Kurniawan 10117335
Erlangga
Prasetyobudi 11117973
Salman
Alfarisi 15117470
Siska
Drata M 15117703
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2018/2019
DAFTAR
ISI
Daftar
isi……………………………………………………………………………… i
BAHASAN
5.1
Komputer Dalam
Manufaktur……………………………………………….... 1
5.2 Komputer Sebagai Sistem Informasi
Manufaktur……………………………. 1
5.3 Model
Sistem Informasi Manufaktur…………………………………….... 4
a. Subsistem
Pemrosesan Data ………………………………………….. 4
b. Subsistem
Pemrosesan Industri………………………………………… 4
c. Subsistem
Inteligensi Manufaktur…………………………………… 5
d. Subsistem
Produksi…………………………………………………….. 5
e. Subsistem
Inventarisasi……………………………………………… 5
f.
Subsistem Kualitas…………………………………………………… 6
g. Subsistem
Biaya……………………………………………………… 6
5.4 Membuat Manufaktur Komputer Terpadu…………………………………… 6
5.5 Pemahaman Mengenai Apa yang Di Maksud
Dengan Eksekutif…………… 7
5.6 Kebutuhan Informasi Bagi
Eksekutif………………………………………… 8
5.7 Sistem Informasi Eksekutif
Berdasarkan Komputer………………………… 9
5.8 Keputusan
Implementasi EIS………………………………………………… 10
5.9 Trend EIS di Masa Datang…………………………………………………… 11
DAFTAR
PUSTAKA
5.1 Komputer
Dalam Manufaktur
· Computer-Aided-Design
(CAD)
Program
komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk yang ingin
digambarkan bisa diwakili oleh garis‐garis maupun simbol‐simbol yang memiliki
makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD yang
lebih sering disebut Computer Aided Engineering (CAE), melibatkan penggunaan
komputer untuk membantu rancangan produk yang dimanufaktur.
CAD
digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan
dan jembatan hingga bagian‐bagian kecil, memperbaiki gambar dengan menghaluskan
garis.
· Computer-Aided-Manufacturing (CAM)
Penerapan
komputer dalam proses produksi dimana mesin yang dikendalikan komputer
seperti
bor dan mesin bubut menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi yang
diperoleh dari database rancangan.
·
Perobotan
Penerapan komputer
yang lain dalam pabrik adalah robotik industrial. Alat yang secara
otomatis menjalankan
tugas‐tugas tertentu dalam proses manufaktur yang
memungkinkan
perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang
tinggi, juga
digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti
melakukan pekerjaan
di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan
kinerja dan
keefektifan robot kurang maksimal.
5.2 Komputer Sebagai Sistem Informasi Manufaktur
Sistem Pemesanan
Kembali ( ReOrder Point/ROP)
Setelah komputer pertama
diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer diberikan tugas
mengendalikan persediaan. Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu menunggu hingga
saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan
pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai
pemicu disebut titik pemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan
pembelian pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali.
Rumus menghitung ROP :
R = LU + S
Dimana :
R : titik pemesana
kembali
L : lead time pemasok
U : tingkat pemakaian
(jumlah Unit yang digunakan atau terjual per hari)
S : tingkat safety stock
(dalam unit)
Material
Requirement Planing (MRP)
MRP dikembangkan pada
tahun 1960‐an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP adalah suatu
strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan
tanggal yang dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1.
Sistem penjadwalan produksi menghasilkan
master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu
produksi terpanjang.
2.
Sistem MRP menguraikan tagihan material.
Mengubah kebutuhan bruto menjadi kebutuhan netto.
3.
Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas
bekerja dengan sistem MRP utk menjaga produksi dalam kapasitas pabrik.
Menghasilkan output, melaporkan dan merencanakan jadwal pemesanan.
4.
Sistem pelepasan pesanan menghasilkan
laporan untuk lantai kerja dan pembelian
Manfaat MRP bagi perusahaan :
1. Perusahaan
dalam mengelola materialnya secara lebih efisien
2. Perusahaan
dapat menghindari kehabisan persediaan barang
3. Perusahaan
mengetahui kebutuhan material di masa depan
4. Pembeli
dapat merundingkan perjanjian pembeli dengan pemasok.
Manufacturing
Resource Planning (MRP II)
Manufacturing Resource
Planning (MRP II) adalah perluasan konsep MRP atas area manufaktur yaitu
memadukan semua proses dalam manufaktur yang berkaitan dengan manajemen bahan.
Keberhasilan
pengimplementasian MRP II bergantung pada:
1. Komitmen
manajemen puncak untuk mengimplementasikan MRP II dalam menjalankan bisnis.
2. Melakukan
analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai, menentapkan
rencana proyek dan Pjnya, pengontrolan sistem produksi fisik, dan memberikan
pelatihan bagi pemakai.
3. Pemilihan
hardware dan software yang baik
Manfaat
MRP II :
1. Penggunaan
sumber daya yang lebih efisien
2. Perencanaan
prioritas lebih baik
3. Meningkatkan
pelayanan pelanggan
4. Meningkatkan
moral dan semangat pekerja
5. Informasi
manajemen yang lebih baik
Pendekatan
Just-In-Time (JIT)
Sistem produksi tepat
waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi
modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya
hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan
pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Berikut ini beberapa
fungsi dari JIT(Just in Time):
1.
Arus material lebih cepat
2.
Ukuran lot kecil
3.
Waktu
4.
Membandingkan JIT dengan pengolahan online
dan MRP dengan batch
5.
Kanban menarik material, sebaliknya MRP
mendorongnya
6.
Komputer tidak ditekankan
5.3 Model Sistem Informasi Manufaktur
Input
data/informasi
Input data yang dimaksud adalah
memasukkan data internal dan eksternal.
Data internal adalah
seluruh data yang mendukung proses secara keseluruhan meliputi, data sumberdaya
manusia (SDM), material, mesin, transportasi, frekuensi perawatan dsb.
Data eksternal adalah
data yang berasal dari luar perusahaan yang mendukung proses pengolahan data
untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk perhitungan biaya dalam
manufaktur, dari awal sampai akhir periode. Data ini meliputi, data pemasok
(suplier), kebijakan pemerintah tentang listrik,UMR dsb
- Subsistem Pemrosesan Data
Proses sistem ini adalah mengumpulan data intern yang
menjelaskan antara operasi manufaktur dan data di lingkungan
yang berhubungan dengan transaksi perusahaan dengan pemasok.
Contoh:
Pegawai bagian produksi memasukkan data ke dalam sistem
melalui media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Setelah dibaca, data
tersebut dimasukkan kedalam komputer pusat untuk memperbarui database.
- Subsistem Pemrosesan Industri
menyusun standart
produksi tentang lamanya proses produksi (cycle time)
sistem yang
terlatih khusus mempelajari tentang operasi manufaktur dan membuat saran perbaikan.
Industrial Engineering meliputi data khusu dari dalam perusahaan yang
menetapkan waktu proses yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
- Subsistem Inteligensi Manufaktur
Subsistem intelegensi manufaktur dapat di gunakan ntuk mengetahui
perkembangan terakhir tentang sumber-sumber material, mesin dan pekerja. Yang
termasuk dalam sub sistem intelegensi manufaktur yaitu :
a.
Informasi pekerja, seperti sistem
kontrak, borongan atau tak berjangka harus diperhatikan oleh manajemen
manufaktur yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan.
b.
Sistem formal, manajemen manufaktur
membutuhkan informasi pekerja melalui permintaan pekerja yang dikirimkan ke
bagian sumber daya manusia, dan data dari elemen-elemen lingkungan yang
terhubung dengan pihak pelamar.
c.
Sistem informal, arus informasi antara
pekerja dan manajemen berupa kontrak harian.
Kegiatan – kegiatan
yang terjadi di dalam intelijen manufaktur:
· Pengumpulan (pendokumentasian ) data dari lingkungan
· Pengujian data,s
· Pemeliharaan data ,untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
· Keamanan data , untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
· Pengambilan data dalam bentuk laporan untuk memudahkan pengolahan data
yang lain.
- Subsistem Produksi
Semua hal yang berkaitan dengan proses di setiap bagian kerja atau
departemen yang mengukur produksi.
- Subsistem Inventarisasi
Menunjukan inventarisasi bahan mentah dan inventarisasi proses yang
mencakup biaya pemeliharaan (carrying cost), tingkat inventarisasi (di ukur
dengan uang), backorder (pesanan pelanggan yang tidak dapat di penuhi karena
kekosongan stok), biaya pembelian (biaya yang muncul ketika memesan ), jumlah
pemesanan ekonomis (EOQ), jumlah pesanan
- Subsistem Kualitas
Sub sistem kualitas adalah semua
hal yang berkaitan dengan kualitas, biaya waktu, performa kerja, atau pemilihan
supllier. Fungsi sistem ini adalah bisa mengukur kualitas material saat diubah.
- Subsistem Biaya
Sub sistem biaya berguna untuk mengukur biaya yang terjadi selama
aktivitas produksi. Unsur pengendalian biaya di golongkan menjadi 2 yaitu
standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan kagiatan secara rinci saat
terjadi proses produksi yang akurat.
a. Biaya
pemeliharaan
Biaya pemeliharaan biasanya di akui sebagai persentase biaya
tahunan barang , meliputi kerusakan , keusangan , pencurian , pajak dan asuransi
b. Biaya
pembelian
Biaya pembelian meliputi seluruh biaya yang timbul akibat pemesanan
material contoh : biaya telpon,, biaya sekertaris ,biaya formulir pesanan
pembelian dsb
5.4 Membuat
Manufaktur Komputer Terpadu
Aplikasi
komputer dalam bidang manufaktur secara relative mengalami pola pertumbuhan
yang tidak terencana sebagian besar sama dengan cara perkembangan otomatisasi
kantor. Aplikasi komputer telah berkembang pada beberapa sector sekaligus, dan
manajer manufaktur hanya memanfaatkan peluang tersebut. Masalahnya adalah bahwa
sekarang terdapat begitu banyak aplikasi computer yang kita sulit untuk mengurus
semuanya.
CIM
(Computer-Integrated Manufacturing) atau manufaktur computer terpadu adalah
filsafat manajemen yang menyatakan bahwa semua teknologi produksi dan informasi
harus bekerja secara bersama-sama. CIM adalah suatu cara memandang bahwa sumber
produksi perusahaan adalah sebagai sebuah system dan cara pendefinisian,
pendanaan, pengelolaan, dan pengorganisasian semua proyek peningkatanm
kaitannya dengan sejauh mana mereka berpengaruh terhadap keseluruhan system
tersebut. CIM adalah pandangan system mengenai produksi bukannya pandangan molecular
yang hanya berhubungan dengan bagiannya secara terpisah.
5.5 Pemahaman
Mengenai Apa yang di Maksud dengan Eksekutif
Istilah eksekutif diterapkan agak bebas. Tidak ada garis batas
yang jelas yang memisahkan eksekutif dari manajer lain. Istilah ini digunakan
untuk mengidentifikasi manajer pada tingkat atas dari hirarki organisasi yang
berpengaruh kuat pada perusahaan.
Selain perencanaan jangka
panjang, eksekutif sering dapat dibedakan dari manajer tingkat rendah. Sebagian
tetapi tidak berarti semua manajer tingkat rendah cenderung mengutamakan
kesehjateraan unit mereka sendiri. Kita dapat memperoleh pandangan tambahan
mengenai apa yang dilakukan eksekutif dengan memeriksa kontribusi yang dibuat
oleh tiga ahli teori manajemen—Henri Fayol, Henry Mintzberg, dan John kotter.
Fungsi-fungsi manajemen
Fayol
Semua manajer malakukan fungsi-fungsi
manajemen yang sama—merencanakan, megorganisasikan, menyusun staf, mengarahkan
dan mengendalikan.
Yang diyakini secara luas
adalah bahwa perencanaan sangat ditekankan pada tingkat eksekutif, sementara
fungsi-fungsi yang lain lebih penting bagi kinerja di tingkat-tingkat yang
lebih rendah.
Peran-peran manajerial
Mintzberg
Kita dapat juga medefinisikan tugas
eksekutif dalam peran-peran manjerial Henry Mintzberg. Ia yakin bahwa semua
manajer melakukan semua peran, tetapi orientasinya berbeda untuk tiap
tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah perundingan (negotiator).
Contohnya ialah tentang seorang manajer puncak yang merundingkan penggabungan
usaha (merger).
Agenda dan jaringan
Kotter
Bahwa para eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mereka dengan
mengikuti strategi tiga tahap. Pertama, mereka menetapkan agenda—tujuan yang
harus dicapai perusahaan. Kedua, eksekutif membangun jaringan. Ini bukanlah
jaringan komputer tetapi hubungan kerja sama di antara ornag-orang yang harus
menyelesaikan agenda tersebut. Ketiga, eksekutif bekerja untuk menetapkan
lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga para anggota jaringan dapat
bekerja mencapai agenda itu. Eksekutif mengadakan kontak tatap muka dengan
sebanyak mungkin anggota jaringan akan tetapi berkonsentrasi pada bawahan.
5.6 Kebutuhan
Informasi Bagi Eksekutif
·
Penelitian
Mintzberg
Mintzberg adalah orang pertama yang melakukan penelitian formal mengenai
kebutuhan informasi eksekutif. Ia mengidentifikasikan lima kegiatan dasar yang
membentuk waktu CEO—tugas administrasi (desk work), panggilan telepon,
pertemuan tak terjadwal, pertemuan terjadwal, dan kunjungan.
·
Penelitian Rockart
dan Treacy
Istilah sistem informasi
eksekutif, atau EIS, pertama kali muncul dalam laporan penelitian Rockart dan
Treacy. Walau tidak disedikan definisi, para peneliti itu menemukan bahwa sistem
tersebut manampilkan:
- Tujuan sentral, eksekutif menggunkan
informasi komputer terutama dalam perencanaan dan pengendalian
- Inti data bersama, database berisi
informasi mengenai berbagai industri, pelanggan , pesaing dan unit-unit bisnis
dalam tiga periode waktu—masa lalu, masa kini dan masa depan
- Dua metode penggunaan utama,
eksekutif menggunkan EIS untuk mengakses status saat ini dan memproyeksikan
trend serta melakukan analisis pribadi atas data
- Organisasi pendukung, para eksekutif
dibantu oleh pelatih EIS dan sopir EIS. Pelatih EIS adalah anggota staf
eksekutif, jasa informasi, atau organisasi konsultasi luar yang menyediakan
bantuan dalam melalui sistem. Sopir EIS adalah anggota staf eksekutif yang
mengoprasikan peralatan bagi eksekutif.
Menemukan komputer dalam
perspektif
Eksekutif sangat
mengandalkan komputer, secara proporsional lebih sedikit pemakai komputer di
tingkat eksekutif daripada di tingkat lain. Terdapat dua kemungkinan alasan,
Pertama masalah pada tingkat eksekutif kurang terstruktur dan karena itu lebih
sulit untuk diddukung dengan pengolahan komputer. Kedua, eksekutif cenderung
lebih tua dan jarang mendapatkan kesempatan pelatihan komputer formal.
5.7 Sistem
Informasi Eksekutif Berdasarkan Komputer
Sistem
informasi eksekutif (executive information system), atau EIS, merupakan suatu
sistem yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja keseluruhan
perusahaan. Informasi dapat diambil dengan mudah dan dalam berbagai tingkat
rincian. Para eksekutif membangun EIS atas
dasar konsep-konsep manajemen. Ada 3 konsep yang perlu dibahas, yaitu:
faktor-faktor penentu keberhasilan (critical success factors), management by
exception, dan model mental.
• Faktor-faktor penentu keberhasilan
Tahun 1961 D. Donald Daniel dari
McKinsey & Company menciptakan faktor-faktor keberhasilan. Faktor-faktor
ini bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Untuk industri
kendaraan bermotor, CSF (critical success factors) yang diyakini adalah model,
jaringan dealer yang efisien, dan pengendalian biaya manufaktur yang efisien.
CSF industri asuransi jiwa adalah\pengembangan personil manajemen agen,
pengendalian personil administratif, dan inovasi menciptakan produk produk
asuransi.
• Management
by exception
Tampilan layar yang digunakan
eksekutif sering menyertakan management by exception dengan membandingkan
kinerja yang diharapkan dengan kinerja aktual. Perangkat lunak EIS dapat
mengidentifikasi perkecualian-perkecualian secara otomatis dan membuatnya diperhatikan
oleh eksekutif.
• Model mental
Peran utama EIS adalah membuat
sintesis, atau menyarikan data dan informasi bervolume besar untuk
meningkatkan kegunaannya. Pengambilan sari ini disebut pemampatan
informasi (information compression) dan menghasilkan suatu gambaran atau model
mental dari operasi perusahaan. Tahun 1973, P.N. Johnson – Lavid menciptakan
istilah model mental, yakni “memungkinkan perorangan untuk membuat
penilaian dan perkiraan, untuk
memahami fenomena, untuk memutuskan tindakan yang perlu diambil dan untuk
mengendalikan pelaksanaannya dan di atas semuanya untuk mengalami kejadian
melalui pengganti (proxy).”
5.8 KEPUTUSAN
IMPLEMENTASI EIS
Untuk
menerapkan EIS berbasis komputer, ada 3 pertimbangan yang perlu dilakukan:
1. Perlukah
kita mengembangkan EIS?
Jika
jawabannya tidak, eksekutif cukup mengandalkan sistem yang ada sekarang.
Jika
jawabannya ya, maka eksekutif akan menyusun rencana dan tujuan pengembangan
dari system yang ada ( hal ini tergantung pada masing-masing perusahaan).
2.
Apakah tersedia perangkat lunak produktivitas
perorangan siap pakai (prewritten personal
productivity software) yang memenuhi kebutuhan eksekutif?
Jika
ada , gunakan peralatan lunak tersebut
Jika
tidak;, maka eksekutif akan melihat seberapa pentingnya dan apakah akan
menambah efisiensi jika dilakukan penambahan perangkat lunak
3.
Perlukah kita membeli perangkat lunak EIS siap pakai?
Jika
ya, perangkat lunak tersebut dibeli;
jika
tidak staf jasa informasi perusahaan menciptakan perangkat lunak EIS pesanan (custom EIS software).
Contoh-contoh
perangkat lunak EIS siap pakai antara lain :
– Contoh
Perangkat lunak produktivitas perseorangan siap pakai adalah S/W umum yang
dapat digunakan oleh setiap orang untuk mengembangkan aplikasi mereka sendiri.
Contoh : DBMS, paket spreadsheet elektronik, paket grafik, sistem manajemen
proyek. Perangkat lunak EIS siap pakai: khusus dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi eksekutif.
– Contoh
S/W awal EIS yang dirancang untuk mainframe adalah Pilot Executive Software, Inc.dari Boston dan Comshore, Inc.
dari Aum Arbor, Michigan. Sekarang S/W untuk PC sudah banyak ada.
5.9 TREND EIS DI MASA DATANG
4.
Penggunaan EIS di Perusahaan Besar akan menjadi Umum.
Semakin
banyak manajer tingkat menengah dengan latar belakang computer yang menanjak
kejenjang eksekutif dan akan tertarik pada software EIS siap pakai, dan
sebagian akan mengalokasikan sumber daya jasa informasi untuk pengembangan
sistem pesanan. Semua kegiatan ini akan menghasilkan EIS pada hamper semua
perusahaan besar.
5.
Kebutuhan akan Software EIS Khusus Berharga Murah.
Tingkat
penerapan EIS di masa depan bagi perusahaan kecil tidak begitu jelas.
Alternatifnya Software EIS siap pakai dengan kualitas tinggi, mudah diterapkan
dan digunakan. Kondisi ini akan tercapai dengan banyaknya pemasok yang memasuki
pasar.
6.
SIM dan DSS Masa Depan Akan Tampak Seperti EIS Masa
Kini.
Adanya perluasan penggunaan EIS ke tingkat yang lebih
bawah maka kelas baru software
SIM dan DSS berisi banyak feature EIS.
7.
Eksekutif akan menjaga Komputer Dalam Perspektif.
Eksekutif
selalu lebih menyukai komunikasi tatap muka, namun para eksekutif sadar bahwa
komputer dapat memenuhi sebagian kebutuhan informasi mereka secara lebih
unggul. Dengan menyatukan komputer ke dalam sistem informasi mereka maka
peluang baru akan terbuka bagi pengambilan dan analisis informasi yang
sebelumnya tidak pernah tersedia pada tingkat eksekutif
Daftar pustaka
0 komentar:
Posting Komentar